Otakku kotor ngga ya?

Akhirnya, saya nekat menulis tentang hal beginian, tadinya mempertimbangkan masalah salah persepsi, degradasi moral, sudut pandang moralitas berbeda bisa menyebabkan banyak justifikasi. Tapi setelah dipikir-pikir ini kan siapa saja bisa menulis apa saja dengan pertimbangannya dan ngga ada yang aneh dengan tulisan ini (paling juga yang nulis ni yang aneh..).

 

Otakku lagi berimajinasi kemana-mana membayangkan hal yang ingin kubayangkan tentang wanita. Pria mana sih yang ngga menginginkan wanita cantik dan seksi? Terkesan naïf ya jika mengatakan tidak, dalam artian menginginkan menikmati tubuh wanita yang cantik dan seksi. Sterotip yang terbangun dan sering kudengar, pria lemah pada visualnya. Saya ingat bahwa saya lupa (ingat kalau lupa?) tentang sebuah lukisan menarik yang dulu menarik perhatianku, seorang wanita cantik sedang memegang kepala seorang pria. Katanya lukisan ini terinspirasi dari sebuah kisah di kitab suci, laki-laki yang lemah dengan penglihatannya dan dimanfaatkan wanita yang menggunakan keseksiannya sebagai senjata. Memang sih ini masih tergantung masing-masing pria, selalu ada pertimbangan, selingkuh saja bisa karena hati dan bisa juga karena nafsu hehe.., jadi soal begini masih tergantung masing-masing lebih dominan hati atau nafsu yang berkomitmen hehe…

 

Masalah selera tertarik dengan fisik cewek memang tergantung masing-masing pria juga sih. Di cerita Ally McBeal, salah seorang pengacara menunjukkan dia sangat tertarik dengan wanita bergelambir. Nyatanya masing-masing pria mempunyai ketertarikan yang berbeda ketika ditanya bagian mana pada fisik cewek yang lebih menarik perhatiannya, jawaban yang sudah sering kudengar mulai dari daging dibelakang breast holder, bokong yang montok, bibir yang basah, lekukan gitar spanyol, dan lainnya… Secara subjektif saya sendiri walau mengakui menyukai wanita berambut hitam lurus panjang, tapi sepertinya belum pernah birahi hanya karena melihat yang berambut hitam lurus panjang… (mungkin ada yang pernah terangsang karena melihat rambut hitam lurus panjang?).

 

Tidak ada yang salah sih berusaha untuk menunjukkan keseksian, tidak hanya wanita, pria juga berusaha menarik perhatian wanita kok. Saya ngga tau menurut pria lain, tapi mungkin karena saya sering melihat wanita dengan pakaian yang melaminating tubuh dan minim di gym selama bertahun-tahun, jadinya sudah merasa biasa melihat pakaian ala bra dan (maaf ni) pernah juga yang ngga pake CD dan langsung celana ngepres ke kulit (Apa boleh buat, mataku terintimidasi untuk memperhatikan pada saat itu). Walaupun dianggap mesum jika saya punya pikiran aneh-aneh ketika saat itu, bagiku ini realita ketika menganggap beberapa wanita murahan dan memancing jika tidak pada situasinya. Jika menggunakan pakaian senam ala bra dan CD dari ruangan aerobic ke ruangan fitness memang wajar karena tempatnya wajar, hanya saja ketika terlihat body language yang seperti sedang tebar pesona dengan pakaian minimnya ya saya akan berpikir, “itu cewek ‘binal’ juga”. Tapi ketika niat wanita tersebut memang fitness dengan gaya cuek dan ngga peduli sekeliling justru saya jadi respek dan salut juga (Maklum agak terobsesi dengan cewek yang jutek dan cool haha..). Ini hanya opini pribadi tentang keadaan yang sangat subjektf dan jangan ikutan seperti apa yang saya pikirkan, toh bisa saja saya yang salah dengan pikiranku.

 

Berpakaian seksi bagiku sih hal yang wajar. Wanita berpakaian enak dilihat dan disukai sih bagiku ngga ada yang salah, pria dengan pakaian ketat juga banyak. Melihat wanita cantik dan seksi berkeliaran di mall ataupun di cafe jelas vitamin A bagi mataku, saya sendiri tidak menganggap hal demikian murahan, kadang malah memperhatikan banyak yang seksi namun elegan. Lagipula jika ingin menjadi pusat perhatian juga normal, hal seperti ini tidak bisa men-generalisir wanita berpakaian seksi itu “murahan”, perlu banyak sudut pandang dalam memberi penilaian. Lagipula jika wanita kurang bisa berdandan pasti ntar ada yang bilang, “Ngurus diri sendiri aja ngga becus, gimana bisa ngurus pasangannya. Jangan salahkan pria donk jika selingkuh, abis dia ngga peduli dengan tubuhnya sendiri.”. Betul ataupun salah pernyataan tersebut bukan tanggung jawabku lho, tapi lihat sisi baiknya jika ada pria yang ngeluh wanita dandannya lama bisa dibalas dengan pernyataan tersebut (Itu statement seorang Bapak yang ku kutip saat nongkrong di warung kopi sambil nguping pembicaraan orang dan akhirnya menginspirasi menulis ini). Walaupun kadang heran juga sih melihat wanita yang berpakaian mini tapi ngga pede, seperti pake rok mini tapi ditarik-tarik ke bawah terus, kalo ngga pede dan risih kok masih dipake juga?

 

Otak kotor juga bekerja dalam hal beginian, bukan salah cewek doank jika menyebabkan dirinya menjadi objek pikiran seksual. Masalah selera kan ngga bisa di generalisir juga, ada pria yang menganggap wanita berseragam lebih seksi (seperti seragam perawat atau pramugari?), ada yang menganggap wanita berbikini lebih seksi, bahkan ada juga yang mengakui lebih tertarik melihat wanita berjilbab. Masalah berjilbab juga dilematis jika demikian, dengan niat menutupi aurat malah menyebabkan dirinya menjadi objek pikiran seksual, maklum dari yang pernah kudengar alasannya sih dibilang lebih bikin penasaran. Ini sih hak masing-masing dalam menggunakan pikirannya, jadi ketika ada pria berpikiran kotor ketika memperhatikan cewek berjilbab juga bukan salah cewek.

 

Tokoh dalam tebar pesona dengan kompetisi busana yang tampak belahan dadanya dan bersepatu jinjit tentu saja hak prerogatifnya. Keindahan yang menjadi magnet menarik perhatian pria. Lagi-lagi ntar pasti wanita yang akan disalahkan, padahal menurutku pribadi naluri untuk menarik perhatian lawan jenis masih harus dilihat motivasinya, kalo setelah segala jerih payahnya malah dicuekin pria malah mungkin akan nyesal setelah berdandan sekian lama. Wanita ke salon berjam-jam untuk kelihatan menarik kan tujuannya juga supaya pasangannya ngga melirik wanita lain, dan pengorbanan berjam-jam tersebut kan tujuannya buat para pria juga. Tapi jika memang sudah memaksa mata untuk memperhatikan, sepertinya bukan laki-laki dech jika mencuekin hehe.. Segala argumentasi dengan kajian ilmiah nantinya akan berhadapan dengan kajian teologis, kemudian dihadapkan dengan sanggahan emosi dan humor, hingga hasilnya malah jadi debat kusir yang hasil akhirnya adalah seri…

 

Jadi otakku otor ngga ya saat memperhatikan dada berukuran besar yang sudah ada di piring ini? Kan dada ayam goreng juga banyak proteinnya, walaupun ntar ada yang protes ngga sehat kalo makan gorengan…

 


About this entry