Indonesia vs Malaysia-nan (Bukan Politik,Ini tentang Lagu)

amy-searchLembayung – SOLO the spirit of java

Isabella adalah…. kisah cinta dua dunia….

Mengapa kita berjumpa namun akhirnya terpisah…..

Siang jadi hilang ditelan kegelapan malam…

Alam yang terpisah melenyapkan semua kisah…..

Ha…ha…ha… hayooo….siapa yang masih ingat dengan lagu ini? Ketika sedang membelikan eyang putri saya wedang jahe di angkringan dekat rumah, terdengar lamat-lamat lagu itu dari radio usang ibu penjual angkringan. Tapi meski usang, suara yang diproduksi radio itu masih lumayan enak, bisa membuat ingatan saya melayang sekian puluh tahun yang lalu…. Yup, betul, lagu itu berjudul Isabella dari group Search asal negeri Jiran yang sangat ngetop sekali di akhir tahun 80-an sampai sekitar awal tahun 90-an. Ketika itu saya masih SD, dan wabah Amy Search sang vokalis melanda sampai ke tingkat anak SD pula. Bahkan saya ingat kebiasaan sang vokalis yang memakai bando kain yang menutupi lebih dari separoh jidatnya malah menjadi trend fashion gaya mengatur rambut saat itu. Anehnya kok yang mengikuti gaya pakai bando itu kok malah cewek-cewek, padahal modelnya cowok (termasuk saya, hikz…. Sempat punya beberapa bando bergaya Amy Search). Belakangan malah saya belajar kalau itu termasuk trik marketing yang unik dan biasanya berhasil, seperti contohnya ada suatu iklan celana dalam cowok tapi yang mengiklankan malah cewek telanjang dada dan pakai CD cowok. Pesan dari iklan itu sih karena cowok nggak suka lihat bodi cowok. Ha..ha…ha… Lanjut deh, kok malah ngelantur….

Seingat saya, Search merupakan awal dari membanjirnya lagu-lagu dari group musik negara tetangga itu. Amy Search yang menggandeng Inka Christy untuk berduet, masuknya group musik Slam dengan hit-nya Gerimis Mengundang (yang sempat dipakai cowok nembak saya jaman saya SMP kelas 1, ha…ha…ha..), lalu juga lagunya Iklim dengan lagu andalan Suci dalam Debu…..

cinta bukan hanya di mata…

cinta hadir di dalam jiwa…..

biarlah salah di mata mereka…

biar perbedaan terlihat antara kita….

Kuharap engkau kan terima walau dipandang hina…

Namun hakikat cinta kita, kita yang rasa…

Duuuuhhh…… kena banget gitu lohh…!! Bagi yang termehek-mehek dengar lagu ini ya silakan aja menangis, asal jangan menelpon orang sambil menangis, nanti dikira abis kehilangan Master Card di ATM. Hi…hi…hi… (maaf ni Z, merangkaikan 2 kisah berbeda, spontan terlintas aja, hi…hi…hi..). Lanjuttt… Era akhir tahun 80-an sampai tahun 90-an memang era berjayanya musik-musik Malaysia di negara kita, bahkan di era modern awal tahun 2000-an siapa sih warga negara kita, penikmat musik kita yang tidak pernah tahu suara Siti Nurhaliza yang melengking sekaligus mendayu itu? Penjualan kasetnya langsung menyabet platinum (entah dobel berapa saya lupa) dari lagu andainya engkau kumiliki, sejak dulu sebelumnya….. andai kucurah rasa hati….mungkin kini ku kan tenang di sampingmu……

Masa berganti, jika di era membanjirnya lagu Malaysia ke negara kita, memang kita masih memiliki sangat sedikit sekali group band, sebutlah Dewa (waktu itu masih pakai nama Dewa 19) yang sudah ada sejak saya SD, lalu Padi (itu waktu saya SMP), Gigi, Slank, beberapa nama band lainnya dan beberapa band agak tua semacam God Bless dan Kantata Takwa maka sudah sewajarnya jika blantika musik kita diwarnai dengan lagu Malaysia. Tetapi perkembangan selanjutnya, di tahun 2005 ke belakang sungguh sangat menakjubkan. Muncul band-band dan penyanyi-penyanyi baru dengan (beberapa) kualitas yang bisa dikatakan lumayan. Yang penting marketable, bisa dijual. Sebutlah Sheila on Seven, Letto, Nidji, D’Massive, Kerispatih, Samson, ST-12, Kangen Band dan waaaahhh… saking banyaknya band-band baru saya sampai nggak hapal nama-namanya. Yang jelas, yang bisa dibanggakan adalah band-band baru ini bahkan menjadi raja di chart lagu negara Malaysia!! Yess, membalik keadaan satu hingga dua dekade silam. Para anak muda kita ini berbondong-bondong diundang show di Malaysia, bahkan dengan memperhitungkan pasar Malaysia yang begitu menggiurkan, beberapa group band malah menyesuaikan atribut baik itu lirik lagu ataupun kostum panggung jika album itu dipasarkan ke sana. Bagi saya pribadi, ini merupakan prestasi yang patut diacungi jempol saya sendiri (kalo pinjam JC pasti kebesaran). Tapi yang lebih membanggakan adalah musik kita menjadi raja di negara kita sendiri. Di tengah era suka hal berbau luar-negeri seperti sekarang ini, penikmat musik kita sangat tinggi apresiasinya terhadap musik anak bangsa. Ini sungguh mengharukan….. Dulu jaman saya SMP, nggak ada yang nggak hapal lirik, “I’m the one who wants to be with you….deep inside my heart you fell it too…” yup Mr.Big (tau tuh apanya yang big, hehehe….) tapi anak SMP sekarang, senandungnya adalah, “Ku tak peduli….. bila kubenar-benar cintaaa….mati….” Juliette punya.

arlasBelakangan fenomena terkini, para group band baru anak bangsa kita malah menciptakan musik dengan nuansa melayu. Sementara baru Kangen Band dan ST-12 yang menganutnya. Berciri suara mendayu dengan sedikit ornament cengkok khas melayu. Mencoba masuk pasar dengan genre berbeda, dan langsung diterima pasar dengan tangan terbuka. Melihat fenomena ini, bukan tidak mungkin pemusik negara tetangga melihat peluang akan prospek genre ke-melayu-an ini. Jangan-jangan kita akan set back, kembali ke beberapa dekade silam. Ih, jangan sampai ah…. Karena saya suka banget dengan Ari Lasso, suaranya yang kadang serak, kadang mendayu, kadang melengking, seperti selalu merobek-robek hati saya dan seperti merasa dia hanya menyanyi untuk saya (halah!) maka saya ingin menyebutkan namanya sebagai contoh. Ari Lasso adalah potret seniman yang konsistensinya patut dicontoh oleh para musisi muda kita. Banyak hal telah dia lewati, tetapi dia selalu menunjukkan performa yang baik dalam bermusik, selalu professional, sehingga namanya selalu lekat dalam perkembangan dunia musik Indonesia. Ini bisa dicontoh oleh musisi generasi setelahnya. Semoga pemusik muda kita punya konsistensi tinggi dan terus mengasah kemampuan mereka, mengingat tak sedikit pula yang ngetop dengan instant, agar musik kita selalu menjadi raja di negara sendiri. Agar cucu cicit saya besok di sela mandi masih bisa menyanyikan lagu Nidji Jr, Letto Jr, D’Massive Jr, Lembayung Langit KoKi (halah, ngapain ni nama ikut muncul, dasar narsis!hi…hi…hi…) dengan penuh cinta dan kebanggaan.

Terakhir, sekedar nostalgia lagi untuk melihat betapa sudah jauh sekali perkembangan musik negara kita….. sebuah lagu Malaysia di tahun 90-an yang sepertinya sangat cocok didengarkan sambil membaca KoKi, terutama KoKi akhir-akhir ini (hi…hi..h.i…), dari EXIST- Mencari Alasan…. (fiuh…!)

Manis di bibir….

Memutar kata…

Malah kau tuduh akulah segala penyebabnya

Siapa terlena pastinya terpana

Bujuknya, rayunya, suaranya

Yang meminta simpati dan harapan……

http://www.youtube.com/watch?v=fNoY-SZ34ck

Cheers,

Lby (21/11/08; 11:42)


About this entry